Jumat, 29 November 2013

NILAI BAGI ORANG YANG MENUNJUKKAN KEBAIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang sebaik-baiknya. Manusia dibekali dengan akal yang bisa membantu mereka untuk menjadi makhluk yang paling mulia, sehingga manusia bisa menjadi khalifah di muka bumi  ini. Salah satu tugas manusia adalah menebarkan kebaikan di mana saja ia berada, menjadi manusia yang bermanfaat, bukan saja untuk dirinya, tetapi juga untuk orang lain dan seluruh alam semesta, tanpa kecuali.
Dalam melakukan suatu kebaikan, harus diperhatikan niat dan juga caranya berdasarkan ketentuan dari Allah dan RasulNya, agar setiap kebaikan yang kita lakukan bermanfaat terutama bagi diri kita sendiri dan pastinya juga bagi orang lain di sekitar kita. Setiap perbuatan manusia baik ataupun buruk, memiliki nilai di mata Allah, dan juga di mata manusia lainnya. Bagi siapapun yang menunjukkan kebaikan, Allah menjanjikan balasan berupa pahala yang berlipat ganda dan jaminan di surga.

B.     PERUMUSAN MASALAH

1.      Seperti apakah makhluk yang paling mulia itu ?
2.      Apa sajakah tugas-tugas manusia ?
3.      Apa sajakah kebaikan yang bisa dilakukan oleh manusia ?
4.      Seperti apakah niat untuk melakukan kebaikan ?
5.      Seperti apakah cara untuk melakukan kebaikan ?
6.      Seperti apakah nilai perbuatan manusia ?
7.      Seperti apakah balasan dari Allah bagi manusia yang menunjukkan kebaikan ?

C.    PEMBATASAN MASALAH

Karena terbatasnya sumber penyusunan makalah, dan sesuai dengan materi yang diberikan, maka makalah ini hanya membahas nilai bagi orang yang menunjukkan kebaikan.

D.    TUJUAN PENYUSUNAN

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Qur’an-Hadits, makalah ini juga disusun untuk mengetahui nilai bagi orang yeng menunjukkan kebaikan, terutama di mata Allah SWT.



BAB II
NILAI BAGI ORANG YANG MENUNJUKKAN KEBAIKAN

A.    PERINTAH BERBUAT KEBAIKAN
Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” {Q.S. An-Nahl (16) : 90 }
                                                                   
Artinya :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”{Q.S. An-Nisa (4) : 36}
B.     PENGERTIAN KEBAIKAN
Di dalam beberapa buah kamus dan ensiklopedi diperoleh pengertian kata “baik” sebagai berikut :
1.      Sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan (Al Munjid, hlm.198)
2.      Sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya. (Webster’s New TwentiethCentury Dictionary, hal. 789);
3.      Sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan kepuasan. (The Advanced  Learner’s Dictionary of current KEnglish, hal.430)
4.      Sesuatu yang sesuai dengan keinginan (Webster’s World University Dictionary, hal. 401)
5.      Suatu hal dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia. Jadi sesuatu yang dikatakan baik bila ia dihargai secara positif (Ensiklopedi Indonesia, I, Hal. 362)[1].

C.    KRITERIA KEBAIKAN
Ada beberapa kriteria untuk menentukan perbuatan seseorang bisa dikatakan sebagai suatu kebaikan, yaitu :
1.      Setiap kehendak selalu menuju kepada suatu tujuan (niat). Suatu perbuatan dapat diberi nilai baik atau buruk karena dilihat dari niat orang yang melakukannya, tidak dilihat dari hasil sebagai akibat dari perbuatannya itu. Maka perbuatan yang disertai niat baik, bernilai baik, meskipun mengakibatkan keburukan. Dan perbuatan dengan niat buruk, tetap bernilai buruk meskipun menghasilkan kebaikan.
2.      Dalam menetapkan nilai perbuatan manusia, selain memperhatikan niat yang mendasarinya, kriteria lain yang harus diperhatikan adalah cara melakukan perbuatan itu. Meskipun seseorang mempunyai niat baik, tetapi dia melakukan dengan cara yang salah, dia dinilai tercela karena salah melakukannya, bukan tercela karena niatnya. Sebagai contoh, bersedekah adalah baik, tetapi ia diberikan dengan cara yang dapat menyakiti hati si penerima, maka ia dapat dinilai buruk.
3.      Untuk menilai baik buruknya niat dan cara seseorang dalam melakukan perbuatannya haruslah berdasarkan ajaran Alquran dan Sunnah.[2]

D.    MACAM-MACAM KEBAIKAN
Kebaikan itu banyak sekali macamnya, baik kebaikan terhadap diri sendiri, terhadap Allah, terhadap sesama manusia , dan juga terhadap makhluk Allah yang lainnya. Setiap perbuatan baik merupakan sedekah. Firman Allah SWT :


Artinya :
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” { Q. S. Al-Baqarah (2) : 177 }

Dari ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa perbuatan baik itu antara lain :
1.      Beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta qadha dan qadar ( rukun iman ),
2.      Memberikan hartanya kepada yang membutuhkan,
3.      Melaksanakan Rukun Islam,
4.      Menepati janji,
5.      Bersabar, dsb.
Demikian pula dalam hadits-hadits Rasulullah tentang kebaikan, antara lain :
عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ الْخُزَاعِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَسْكُتْ
Artinya :
“Dari Abu Syuraih Al Khuza'i RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berlaku baik terhadap tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau diam" {HR. Muslim 1/50}
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا الْمُنْكَدِرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ وَإِنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ وَأَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِي إِنَاءِ أَخِيكَ

Artinya :
“Qutaibah menceritakan kepada kami, Al Munkadir bin Muhammad Al Munkadir menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Setiap perbuatan baik adalah sedekah, dan sesungguhnya termasuk perbuatan baik adalah kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri, (juga) menuangkan (air) dari embermu ke ember saudaramu'. " { HR. Tirmidzi. Shahih: At-Ta'liq Ar-Raghib (3/264) }
سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ . (رواه البخاري ومسلم)
Artinya :
“Dari Abu Hurairah “Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari selama matahari masih terbit. Kamu mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah shadaqah, kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah, berkata yang baik itu adalah shadaqah, setiap langkah berjalan untuk shalat adalah shadaqah, dan menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ". (HR. Bukhari dan Muslim)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ


Artinya :
“Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami. Abdullah bin Al Mubarak mengabarkan kepada kami, Rabi' bin Muslim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami. dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia. maka ia tidak bersyukur kepada Allah'."{ HR. Tirmidzi. Shahih: Al Misykah (3025), Ash-Shahihah (417) dan At-Ta'liq Ar-Raghib (2/56) }
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya :
“Dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, “'Kalian harus berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga.” { HR. Muslim 8/29}
Dari hadits-hadits tersebut di atas, kita juga bisa mengetahui bahwa kebaikan itu antara lain :
1.      Bersikap baik terhadap tetangga dan menghormati tamu,
2.      Berbicara yang baik,
3.      Memasang wajah yang berseri-seri dan tersenyum terhadap saudara,
4.      Menyingkirkan rintangan di jalan, seperti batu, duri, dan tulang,
5.      Mendamaikan dua orang yang berselisih,
6.      Menolong orang untuk naik ke atas kendaraan,
7.      Membantu mengangkat barang yang berat,
8.      Berterima kasih terhadap orang yang telah melakukan kebaikan terhadap kita,
9.      Berlaku jujur, dsb.
Selain kebaikan-kebaikan tersebut, ada amalan kebaikan yang pahalanya akan mengalir terus walaupun pelakunya telah wafat, sebagaimana dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, yaitu antara lain :
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang berman­faat, dan anak saleh yang mendoakannya" (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di antara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebar­luaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya” (HR. Ibnu Majah).[3]
E.     MANFAAT KEBAIKAN
Kebaikan dapat memberikan banyak manfaat, terutama terhadap diri sendiri, yaitu antara lain :
1.      Membuat kita bahagia.
Ketika kita melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, kita merasa baik, karena kita merasa bahwa ini merupakan hal yang benar untuk dilakukan.
2.      Membuat jantung kita lebih sehat
Kebaikan sering disertai dengan kehangatan emosional. Kehangatan emosional menghasilkan hormon oksitosin di otak dan ke seluruh tubuh. Oksitosin menyebabkan pelepasan bahan kimia yang disebut oksida nitrat di pembuluh darah, yang dilatasi (melebarkan) pembuluh darah. Hal ini mengurangi tekanan darah, dan karena itu oksitosin dikenal sebagai hormon “pelindung kardio” karena melindungi jantung (dengan menurunkan tekanan darah).
3.      Memperlambat penuaan
Penuaan pada tingkat biokimia adalah kombinasi dari banyak hal, tetapi dua penyebab yang mempercepat proses adalah radikal bebas dan inflamasi, yang keduanya hasil dari membuat pilihan gaya hidup yang tidak sehat. Oksitosin (yang diproduksi melalui kehangatan emosional) mengurangi kadar radikal bebas dan peradangan pada sistem kardiovaskular dan dengan demikian memperlambat penuaan pada sumbernya.
4.      Membuat hubungan yang lebih baik
Ini adalah salah satu poin yang paling jelas. Kita semua tahu bahwa kita menyukai orang yang menunjukkan kepada kita kebaikan. Hal ini karena kebaikan mengurangi jarak emosional antara dua orang, sehingga kita merasa lebih “terikat.” Ini adalah sesuatu yang begitu kuat dalam diri kita bahwa itu sebenarnya hal yang genetik.
5.      Menularkan kebaikan
Ketika kita baik, kita mengilhami orang lain untuk bersikap baik.[4]

F.     NILAI BAGI ORANG YANG MENUNJUKKAN KEBAIKAN
Kata “nilai” dalam bahasa Inggris disebut value yang berarti harga, penghargaan, atau tafsiran. Artinya harga atau penghargaan yang melekat pada sebuah objek yang berbentuk benda, barang, keadaan, perbuatan, atau perilaku. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, hanya bisa dipikirkan, dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat batiniah. Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk mengambil suatu keputusan.
Nilai bagi orang yang menunjukkan kebaikan berarti suatu penghargaan terhadap orang-orang yang telah menunjukkan kebaikannya, atau telah berbuat baik. Nilai tersebut bisa berasal dari Allah, maupun dari makhluk Allah lainnya. Allah SWT berfirman :
Artinya :
“Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.”{Q.S. Ali-Imran (3) : 115}

Artinya :
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” {Q.S. Fussilat (41) : 35}
Artinya :
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” {Q.S. Al-An’am (6) :160}
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” {Q.S. Al-Bayinah (98) :7 }
Artinya :
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.”{Q.S. Al-Bayinah (98) :8}
حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا تَحَدَّثَ عَبْدِي بِأَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ حَسَنَةً مَا لَمْ يَعْمَلْ فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَإِذَا تَحَدَّثَ بِأَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً فَأَنَا أَغْفِرُهَا لَهُ مَا لَمْ يَعْمَلْهَا فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ بِمِثْلِهَا
Artinya :
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ''Allah Azza Wa Jalla telah berfiman, "Apabila hamba-Ku berniat akan melakukan satu kebaikan maka Aku mencatat untuknya satu kebaikan sebelum ia melakukannya, jika ia melakukannya maka Aku mencatat untuknya sepuluh kali lipat. Apabila hamba-Ku berniat melakukan kejelekan maka Aku ampuni selama ia belum melakukan kejelekan itu, jika dia melakukannya, maka Aku mencatatnya seperti perbuatannya." {HR. Muslim 1/82}
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللَّهُ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
Artinya :
“Dari Aisyah, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya seorang mukmin dengan budi pekertinya yang baik dapat mencapai derajat orang yang senantiasa berpuasa dan mengerjakan shalat pada malam harinya'. " { HR. Abu Daud. Shahih: Al Misykah (5082) }
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
Artinya :
“Dari Abu Darda', dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tiada suatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat kelak daripada akhlak yang mulia" { Shahih: HR. At-Tirmidzi (2087) }
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Artinya :
“Dari Abu Umamah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, “Aku dapat menjamin sebuah rumah di kebun surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar. Dan (menjamin sebuah rumah) di pertengahan surga bagi orang yang tidak berdusta meskipun bergurau. Dan (menjamin sebuah rumah) di bagian yang tinggi dari surga bagi orang yang baik budi pekertinya'. " { HR. Abu Daud. Hasan: Ash-Shahihah (273) }
Dari ayat-ayat Al-qur’an dan hadits-hadits Rasulullah tersebut, kita dapat mengetahui bahwa nilai orang yang menunjukkan kebaikan di mata Allah antara lain adalah :
1.      Dipandang sebagai orang yang bertakwa, orang yang sabar, dan orang yang beruntung,
2.      Mendapatkan pahala yang berlipat ganda,
3.      Dipandang sebagai makhluk yang sebaik-baiknya,
4.      Dijanjikan surga Aden yang mengalir sungai di bawahnya, serta kekal di dalamnya selama-lamanya,
5.      Mendapatkan keridhaan dari Allah SWT,
6.      Niat baik sudah dianggap sebagai satu kebaikan,
7.      Mukmin yang berbudi pekerti baik, derajatnya dianggap sama dengan orang yang senantiasa puasa dan mengerjakan shalat malam,
8.      Akhlak mulia dapat memberatkan timbangan,
9.      Dijaminkan sebuah rumah di surga.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Kebaikan merupakan salah satu tugas yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada manusia. Suatu perbuatan dinilai sebagai suatu kebaikan apabila bisa mendatangkan kesenangan dan kepuasan, baik bagi diri sendiri dan juga orang lain. Untuk melakukan suatu kebaikan, harus diperhatikan niat dan juga caranya, yang sesuai dengan ajaran Allah dan RasulNya, agar kebaikan tersebut tidak sia-sia. Kebaikan bisa dilakukan kepada siapapun, baik terhadap orang tua, karib kerabat, sesama manusia, dan juga makhluk Allah lainnya. Setiap kebaikan dipandang sebagai sedekah, dan Allah memberikan nilai bagi orang yang menunjukkan kebaikan, sebagai orang yang bertakwa, dan Allah menjanjikan balasan berupa pahala yang berlipat ganda dan jaminan di surga.

B.     SARAN

Sebagai manusia yang telah diciptakan begitu sempurna dan memiliki kedudukan yang paling mulia dibandingkan makhluk Allah lainnya, kita harus senantiasa menebarkan kebaikan di mana saja kita berada. Untuk bisa melakukan kebaikan, pastinya kita harus mengetahui apa saja perbuatan baik yang bisa kita lakukan. Kita juga harus bisa meluruskan niat, dan juga mempelajari cara untuk melakukan kebaikan, agar kebaikan yang kita lakukan benar-benar bisa menjadi kebaikan untuk kita dan orang lain sekitar kita.



DAFTAR PUSTAKA

Yusran Khaidir Al_lumbuky, Kriteria Kebaikan dan Keutamaan Akhlak Manusia, 12 Juli 2012, http://jimmygeneh.blogspot.com/2012/07/kriteria-kebaikan-dan-keutamaan-akhlak.html

Hannan Putra, Heri Ruslan, Ini 7 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir, Ensiklopedi Hukum Islam, Kamis, 28 Juni 2012, 04:44 WIB, http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/28/m6appd-ini-7-amalan-yang-pahalanya-terus-mengalir

Dwiana Rahma, 5 Manfaat Kebaikan, Kamis, 14 Februari 2013, http://dwiana-rahmawati.blogspot.com/2013/02/5-manfaat-kebaikan.html

Qur’an Karim, Winrar.Zip

Mushaf Madinah.PDF

Kampung Sunnah.org



[1]Yusran Khaidir Al_lumbuky, Kriteria Kebaikan dan Keutamaan Akhlak Manusia, 12 Juli 2012, http://jimmygeneh.blogspot.com/2012/07/kriteria-kebaikan-dan-keutamaan-akhlak.html
[2] Ibid

[3] Hannan Putra, Heri Ruslan, Ini 7 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir, Ensiklopedi Hukum Islam, Kamis, 28 Juni 2012, 04:44 WIB, http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/28/m6appd-ini-7-amalan-yang-pahalanya-terus-mengalir

[4] Dwiana Rahma, 5 Manfaat Kebaikan, Kamis, 14 Februari 2013, http://dwiana-rahmawati.blogspot.com/2013/02/5-manfaat-kebaikan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar